Pembenci Habib Rizieq ini Akhirnya Bersyahadat

Hera Marsela, dulunya seorang non-muslim, pembenci Habib Rizieq dan Islam, namun sekarang telah bersyahadat dan memeluk Islam. Mungkin ini yang biasa dikatakan orang tentang ‘benci jadi cinta’. Semua bermulai dari sebuah percakapan dengan pacarnya yang merupakan seorang muslim.

“Pada suatu hari, saya dengan dia terjadi pertengkaran, karena waktu itu saya nggak suka dengan Habib Rizieq. Saya dulu beranggapan bahwa, Habib Rizieq itu orangnya keras, ngomongnya suka sembarangan,” kata Hera.

Dan muncullah sebuah pertikaian antara Hera dan pacarnya. Usai pertikaian berakhir, Pacar Hera meminta untuk Hera mencari tahu tentang Islam selama seminggu kalu dia masih ingin berhubungan dengannya. Akhirnya, Hera menghubungi salah satu temannya yang seorang Muslim untuk menanyakan tentang Islam secara mendalam karena pengetahuannya yang kurang tentang Islam. Sontak, setelah itu ia tercengang dan bingung dengan semua informasi tentang Islam, fakta Nabi Isa, Mariam dan lain-lain yang dibagikan temannya. Setelah itu, Hera bertemu pacarnya lagi dan berdiskusi lagi tentang Islam. Pada akhirnya, Ia semakin ingin tahu tentang Islam terutama tentang Tauhid.

Setelah moment itu, Hera mulai memberanikan diri untuk belajar tata cara shalat dan wudhu. Namun, ibu dan keluarga Hera tidak mengizinkannya masuk Islam. Ibunya tidak senang dengan keputusannya dan berujung pada konfrontasi dan pertengkaran. Meskipun ibunya tidak menyetujui keputusannya, Hera tetap belajar dan berlatih sholat secara sembunyi-sembunyi meskipun ia belum mengucapkan Syahadat. Lalu suatu hari, ada bisikan kata-kata Rak’ataini di saat ia terbangun Adzan Subuh.

“semenjak saya mencari tahu apa itu Islam, di setiap subuh itu saya selalu bermimpi, kaya ada juga bisikan bisikannya itu ‘Rak’ataini’ tiga kali itu kaya di aneh gitu ya, kaya dihembuskan gitu,” ungkap Hera. Hera kemudian mulai merasa nyaman dan merasa ingin menjadi seorang Muslimah dan memeluk Islam. Setelah banyak hal terjadi, dia mengaku dengan meminta izin ibunya untuk masuk Islam.

Sebelum memutuskan untuk masuk Islam, Hera sempat bermimpi pergi piknik bersama teman-teman Non Muslimnya. Di mimpinya, saat makan siang semua orang akan melakukan ritual berdoa tetapi Hera tidak bergabung dengan mereka tetapi teman-temannya memaksa untuk bergabung dengan mereka berdoa, sontak Hera menangis karnanya. Lalu tiba-tiba dalam mimpi itu, hujan deras turun. Semua orang tersapu oleh banjir besar yang disebabkan oleh hujan tetapi tidak dengan Hera.

Ada awan putih yang melindunginya. Kemudian, Hera terbangun saat Adzan Subuh, ia percaya bahwa mimpi tersebut dari Allah. Beberapa hari kemudian Hera bermimpi bertemu orang yang bersinar terang berjubah putih dengan tongkat putih dan berkata “Ini agama yang lurus, saya berikan agama ini kepadamu, jagalah agama ini dengan sebaik-baiknya”. Hera terdiam dengan apa yang dikatakan pria berjubah putih itu. Setelah terbangun dari mimpi bertemu dengan laki-laki itu, ia ingin segera bersyahadat dan masuk Islam.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, ia berbincang dengan pacarnya yang kini menjadi suaminya yang juga seorang Ustadz tentang kisahnya dari membenci Islam menjadi Mencintai Islam, semua bisikan dan mimpi yang sangat luar biasa terutama tentang pria berjubah putih. Ia sangat berterima kasih atas semua pertemuan itu. Akhirnya, tiba saatnya bagi saat itu untuk masuk Islam dan mengucapkan Syahadat dengan bantuan suaminya saat itu sebelum mereka menikah. Namun pada akhirnya, ia masuk Islam tanpa sepengetahuan keluarganya karena mereka masih menentang keputusannya.

Di bulan Desember, datanglah momen Natal dan kumpul keluarga. Semua keluarga Hera bertanya-tanya dan heran mengapa ia ingin masuk Islam. Ia menjawab bahwa dia percaya Tuhan hanya satu dan itu adalah Allah. Keluarganya pun terheran-heran, marah dan mulai berdebat dengannya, Hera mengatakan kepada mereka bahwa Yesus adalah Nabi Isa dan Maria adalah Mariam ibu yang melahirkan Yesus. Hera pula mengatakan ke mereka “mengapa kita berdoa ke patung?”, itu adalah benda mati dan seterusnya, adu argumen berlanjut, sampai keluarganya ingin membawa seorang Pastur untuk berdebat dengannya.

Keputusan Hera dicemooh, ditertawakan dan diremehkan oleh keluarganya, tetapi dia masih berdiri dengan keyakinannya meskipun ada ancaman dari keluarganya. Dia percaya Allah akan selalu membantu dan ada di sini. Pada akhirnya, setelah sekian lama berjauhan dengan keluarganya, kini keluarganya telah menerima keputusannya dan berdamai satu sama lain.

Dengan semua rangkaian peristiwa, Hera hampir menyerah dengan keputusannya untuk masuk Islam. Namun pada akhirnya, Hera merasa bersyukur terlepas dari semua yang terjadi dan menjadi seorang Muslimah berusaha untuk melakukan lebih banyak hal positif terkait Islam dan belajar lebih banyak tentang Islam untuk menginspirasi orang dan menyebarkan betapa baiknya Islam kepada keluarganya dan orang-orang lain.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
Top