Kematian Mendadak 2 Tokoh Politik: Pelajaran Hidup & Hakikat Kematian dalam Islam”

Dua Anggota Dewan Meninggal Dunia Saat Halalbihalal

Kematian adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Begitu pula dengan dua anggota Dewan, Brando Susanto dan Zulkifli Husein. Mereka adalah dua individu yang begitu penuh dedikasi terhadap pekerjaan dan perjuangan yang mereka pilih. Namun, pada akhirnya, seperti halnya setiap makhluk hidup, mereka juga harus menemui takdir yang tak terhindarkan. Keduanya pergi dengan cara yang sangat mendalam dan mengharukan, dan kematian mereka menyisakan banyak pelajaran penting bagi kita semua, terutama dalam perspektif Islam yang mengajarkan kita tentang hakikat kehidupan dan kematian itu sendiri.

Pada 27 April 2025, Jakarta menyaksikan kejadian yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Brando Susanto, Ketua Panitia Halal Bihalal PDI Perjuangan DKI Jakarta, berdiri dengan penuh semangat di atas panggung acara yang dihadiri oleh ribuan orang. Brando, yang dikenal karena semangat perjuangannya, memulai sambutannya dengan penuh keyakinan, namun tak lama kemudian suara yang keluar dari mulutnya mulai terdengar pelan, terbata-bata, dan akhirnya ia jatuh tersungkur. Dalam sekejap, suasana yang semula penuh keceriaan itu berubah menjadi hening, penuh ketegangan dan kecemasan.

Brando yang sempat dilarikan ke rumah sakit, akhirnya meninggal dunia, meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi semua yang mengenalnya. Kematian yang datang begitu tiba-tiba membuat semua orang yang hadir terperangah. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, yang berada di sana, tak bisa menahan air mata. Dengan suara bergetar, Pramono mengajak semua yang hadir untuk berdoa bagi sahabat mereka yang telah pergi. Kehilangan Brando adalah kehilangan besar, tak hanya bagi PDI Perjuangan, tetapi bagi semua yang melihatnya sebagai sosok muda penuh semangat dan pengabdian.

Namun, tak hanya Jakarta yang dirundung duka. Di Medan, kejadian yang serupa juga menimpa Zulkifli Husein, Ketua DPW PAN Sumatera Utara. Pada hari yang sama, Zulkifli yang sedang memberikan sambutan pada acara Halal Bihalal Masyarakat Pidie Raya tiba-tiba ambruk dan jatuh ke tanah bersama podium tempat ia berdiri. Meskipun dengan cepat dilarikan ke rumah sakit, Zulkifli juga tak dapat diselamatkan. Kematian Zulkifli, yang begitu mendalam dan mengejutkan, meninggalkan banyak orang terhenyak. Tidak hanya keluarga dan sahabat, tetapi juga seluruh masyarakat yang mengenalnya merasa kehilangan besar.

Kematian Brando dan Zulkifli bukanlah akhir dari kisah perjuangan mereka. Meskipun tubuh mereka telah pergi, semangat perjuangan mereka tetap hidup dalam kenangan, dalam doa, dan dalam setiap amal yang telah mereka lakukan selama hidup mereka. Dalam perspektif Islam, kematian adalah suatu hal yang pasti dan tidak bisa dihindari oleh siapapun. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati”(QS. Ali Imran: 185). Kematian adalah bagian dari takdir Allah yang telah ditentukan sejak awal. Tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui kapan dan di mana kematian itu akan datang.

 

Hakikat Kematian dalam Perspektif Islam

Islam mengajarkan bahwa kematian adalah pintu yang akan membawa setiap jiwa menuju kehidupan yang kekal. Kehidupan dunia ini hanyalah sementara, dan kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, jika mereka mengetahui” (QS. Al-Ankabut: 64). Kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi merupakan awal dari kehidupan yang abadi, yang akan memberikan balasan sesuai dengan amal perbuatan kita di dunia.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap umat manusia memiliki ajal yang telah ditentukan. Ketika ajal tiba, tidak bisa diundur atau dimajukan sedikit pun”(HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah pengingat bagi kita bahwa waktu hidup kita di dunia ini terbatas dan tak terduga. Seperti Brando dan Zulkifli yang pergi dalam keadaan yang sangat mendalam, kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil oleh Allah. Karena itu, kita harus selalu siap menghadapi kematian dengan iman yang kuat dan amal yang baik.

 

Kematian yang Mengajarkan Ketundukan kepada Takdir

Kematian Brando dan Zulkifli mengajarkan kita untuk menerima ketetapan takdir dengan penuh ketundukan. Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu berserah diri kepada takdir Allah. Ketika kita menerima kematian seseorang, kita harus mengingat bahwa itu adalah takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Setiap peristiwa, baik hidup maupun mati, adalah bagian dari takdir-Nya yang penuh hikmah.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 155, Allah berfirman, “Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sesuatu dari rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”. Ujian dalam hidup ini datang dalam berbagai bentuk, termasuk kehilangan orang yang kita cintai. Kehilangan Brando dan Zulkifli adalah ujian yang berat, tetapi ujian ini juga mengingatkan kita untuk tetap sabar, ikhlas, dan selalu berharap kepada Allah.

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu mengingat kematian, karena dengan mengingat kematian, kita akan semakin sadar betapa singkatnya hidup ini. “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang memutuskan kenikmatan, yaitu kematian” (HR. Tirmidzi). Mengingat kematian mengajarkan kita untuk tidak menunda-nunda amal kebaikan, untuk selalu berbuat baik, dan untuk hidup dengan penuh kesadaran bahwa setiap detik adalah anugerah dari Allah yang harus digunakan untuk amal saleh.

 

Brando, Zulkifli, dan Pengabdian yang Tak Tergantikan

Kehidupan Brando dan Zulkifli adalah contoh pengabdian yang tulus dan penuh semangat. Mereka tidak hanya bekerja untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk kebaikan masyarakat dan bangsa. Brando, sebagai Ketua Panitia Halal Bihalal PDI Perjuangan DKI Jakarta, dan Zulkifli, sebagai Ketua DPW PAN Sumatera Utara, keduanya selalu mengutamakan tugas mereka dengan penuh dedikasi. Namun, pada akhirnya, tak ada seorang pun yang tahu kapan ujian dari Allah akan datang.

Dalam perspektif Islam, setiap amal baik yang dilakukan oleh seseorang akan mendapatkan balasan dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia beriman, maka mereka akan masuk ke dalam surga” (QS. An-Nisa: 124). Amal baik yang dilakukan oleh Brando dan Zulkifli, meskipun mereka telah pergi, akan tetap mendapatkan ganjaran dari Allah. Semangat perjuangan mereka tidak akan sia-sia, karena setiap amal yang mereka lakukan telah tercatat oleh Allah.

 

Menghadapi Kematian dengan Doa dan Tawakal

Sebagai umat Islam, ketika kita menghadapi kematian seseorang, kita dianjurkan untuk mendoakan mereka. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Muslim meninggal dunia, maka seluruh umat Islam wajib mendoakan kebaikan untuknya”(HR. Bukhari). Doa yang kita panjatkan untuk mereka yang telah meninggal adalah bentuk kasih sayang kita, dan juga tanda bahwa kita percaya kepada janji Allah bahwa setiap amal baik akan dihargai, bahkan setelah seseorang meninggal dunia.

Kita juga diajarkan untuk selalu tawakal kepada Allah. Tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah setelah berusaha sebaik mungkin. Kehilangan Brando dan Zulkifli adalah ujian bagi kita semua, tetapi kita harus percaya bahwa Allah memiliki rencana terbaik untuk setiap hamba-Nya. Sebagaimana dalam surah At-Tawbah ayat 51, “Katakanlah, ‘Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah ditentukan oleh Allah untuk kami; Dia-lah Pelindung kami. Dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”. Tawakal kepada Allah adalah jalan untuk menerima setiap takdir-Nya dengan lapang dada.

Kematian Brando Susanto dan Zulkifli Husein mengajarkan kita banyak hal tentang hidup dan mati dalam perspektif Islam. Kematian adalah bagian dari takdir Allah yang tidak dapat dihindari. Setiap manusia, tak peduli siapa pun, pasti akan merasakannya. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup ini. Brando dan Zulkifli meninggalkan kita dengan semangat pengabdian yang tulus, dengan contoh perjuangan yang tak kenal lelah.

Dalam Islam, kita diajarkan untuk menerima kematian sebagai bagian dari takdir Allah dengan sabar dan tawakal. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan yang kekal di akhirat. Oleh karena itu, kita harus terus berusaha berbuat baik, berdoa untuk mereka yang telah pergi, dan selalu mengingat bahwa hidup ini sementara, dan akhirat adalah tujuan yang kekal.*

 

*Foto/gambar hanya ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
Top