Ibnul Qayyim al-Jauziyyah (wafat 751 H) dalam karya-karyanya, terutama “Ighātsat al-Lahfān min Mashāyid asy-Syaythān” dan “Madārij as-Sālikīn“, menjelaskan tahapan bisikan hati (khawatir) yang dialami manusia, terutama dalam konteks pengaruh godaan setan. Berikut penjelasannya:
Tahapan Bisikan Hati Menurut Ibnul Qayyim
Menurut Ibnul Qayyim, bisikan hati (waswas) berkembang melalui beberapa tahap, dimulai dari yang paling halus hingga bisa menguasai hati seseorang:
1. Al-Khāṭir (Bisikan Awal)
Ini adalah pikiran atau gagasan awal yang melintas di hati, bisa berasal dari diri sendiri, malaikat, atau setan. Jika berasal dari kebaikan, itu adalah ilham dari Allah atau dorongan malaikat. Jika buruk, itu godaan setan.
Contoh: Tiba-tiba terpikir untuk beramal atau justru berbuat dosa.
2. Al-Hadīts an-Nafs (Dialog Batin)
Jika bisikan awal (khāṭir) dipertimbangkan lebih lanjut, ia berubah menjadi dialog internal dalam hati. Tahap ini masih lemah; seseorang bisa memilih untuk menerima atau menolaknya.
Contoh: “Aku ingin berbohong… tapi tidak boleh.”
3. Al-Hamm (Keinginan Kuat)
Jika dialog batin terus dipelihara, ia berubah menjadi keinginan kuat (hamm). Ibnul Qayyim membedakan antara hamm (keinginan) dan ‘azm (tekad bulat). Seseorang bisa memiliki keinginan buruk tanpa benar-benar melakukannya.
Contoh: Hampir memutuskan untuk berbohong, tetapi belum bertindak.
4. Al-‘Azm (Tekad Bulat untuk Bertindak)
Jika keinginan (hamm) tidak dihentikan, ia berubah menjadi tekad kuat untuk melakukan perbuatan. Pada tahap ini, hati sudah condong pada perbuatan tersebut, meski belum terlaksana.
Contoh: Memutuskan akan berbohong besok.
5. Al-‘Amal (Tindakan Nyata)
Jika tekad (‘azm) diwujudkan, terjadilah perbuatan dosa. Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa dosa bisa berupa maksiat fisik (seperti zina, mencuri) atau maksiat hati (seperti sombong, riya’).
6. Al-‘Ādah (Kebiasaan)
Jika tindakan buruk sering diulang, ia menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan. Pada tahap ini, setan semakin kuat menguasai hati seseorang.
Pengaruh Setan dalam Bisikan Hati
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa setan terus berusaha menguasai hati manusia melalui tahapan ini. Jika seseorang tidak segera menghentikan bisikan buruk di tahap awal, ia bisa terjatuh dalam dosa.
Cara Mengatasi Bisikan Hati
1. Menguatkan Iman & Ilmu
Dengan memahami agama, seseorang bisa membedakan bisikan baik dan buruk.
2. Berta’awwudz (Memohon Perlindungan Allah)
Seperti membaca “A’ūdzu billāhi minasy-syaithānir rajīm”.
3. Mengalihkan Pikiran
Segera beralih kepada dzikir atau aktivitas positif.
4. Tidak Terlalu Dalam Merenungkannya
Ibnul Qayyim menyarankan untuk tidak terus-menerus memikirkan bisikan syubhat.
Ibnul Qayyim mengibaratkan setan itu seperti anjing; jika kita memberinya makan (dengan mengikuti bisikannya), ia akan terus mengikuti kita. Tapi jika kita mengusirnya, ia akan pergi. (Disarikan dari kitab: Ighātsat al-Lahfān)
Dengan memahami tahapan ini, seorang Muslim bisa lebih waspada terhadap godaan hati dan menjaga kemurnian iman.
Referensi:
– Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Ighātsat al-Lahfān min Mashāyid asy-Syaythān.
– Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Madārij as-Sālikīn.